Rabu, 26 Juni 2013

Koneksi Kabel UTP lebih dari 100 meter

Awalnya ada tetangga yang membutuhkan koneksi internet dari saya, sementara jarak ke rumahnya lebih dari 100 meter. Mengingat jarak yang lumayan jauh maka saya sarankan untuk buka sambungan baru atau menggunakan modem. Dari dua saran saya tadi ternyata sudah dicoba dan tidak menemukan solusinya juga. Mengingat desakan tetangga yang sangat butuh akan jaringan internet maka saya sampaikan bahwa jarak yang 100 meter belum pernah saya coba, tetapi tetap aja tetangga saya tadi mau mengambil resikonya jika koneksi gagal. Yang menjadi pertimbangan saya adalah biaya yang dikeluarkan tentulah tidak sedikit jika proyek ini gagal. dan sambil berharap-harap cemas sambungan dikerjakan sambil tetap berharap. 

Setelah ada kesepakatan maka pengerjaanpun dimulai dan ternyata BERHASIl (it works guys) dengan koneksi yang bagus serta penerimaannya pun bagus dan tidak terputus-putus sama seperti apa yang saya terima. Untuk memastikan kami mencoba browsing ke youtube dan hasilnya pun bagus (not bad at all) dan mencoba juga game online buat anak-anak juga hasilnya memuaskan. Dari HUB yang dirumah tetangga tadi pun kami sharing ke beberapa titik dirumahnya.

Pengalaman ini saya lakukan sendiri dan telah dilaksanakan dan berhasil. Hanya saja yang perlu diperhatikan betul adalah jalur kabel UTP yang panjang tadi jangan banyak mengalami gangguan (kami membuat jalurnya melewati atap-atap rumah untuk amannya) sehingga gangguan lebih kecil. Bagi yang mau mencoba boleh juga dan jangan ragu lagi. Just do it

Seperti halnya membuat jaringan yang dibutuhkan adalah:

1. Kabel UTP



2. Crimpping tools


3. RJ45



4. Cable Tester




Setelah lengkap peralatan tadi maka pengerjaan dimulai:

1. Membuat sambungan ujung kabel UTP dengan urutan kabel Cross dengan pertimbangan bahwa yang dihubungkan adalah HUB ke HUB dan susunannya adalah:

Ujung kabel 1
- putih orange
- orange
- putih hijau
- biru
- putih biru
- hijau
- putih coklat
- coklat

Ujung kabel 2
- putih hijau
- hijau
- putih orange
- biru
- putih biru
- orange
- putih coklat
- coklat

2. Lakukan pengetesan menggunan cable tester dan jika sambungan bagus maka lampu indikator akan menyala dari 1, 2, 3, sampai 8. Yang perlu diperhatikan ada:
a. jika lampu nyala dimulai bukan dari 1 maka ada susunan kabel yang salah atau saat memasukkan ke RJ45 adalah kabel yang tumpang tindih
b. jika salah satu ujung yang mulai dari 1 sementara ujung yan glain bukan dari satu maka kembali ke pilihan 1 tadi

3. Selanjutnya membuat sambungan ujung kabel UTP dengan urutan kabel Straight dengan pertimbangan yang dihubungkan adalah HUB ke Komputer/Laptop/PC dan susunannya adalah:

Ujung kabel 1 dan Ujung kabel 2

- putih orange
- orange
- putih hijau
- biru
- putih biru
- hijau
- putih coklat
- coklat

selesai sudah kabel dan selanjutnya masukkan ujung kabel UTP ke hub dan ke Komputer/laptop/Pc anda   dan selamat ber-internet ria. Selamat mencoba

Sabtu, 22 Juni 2013

Menuju rumah sakit yang berwawasan lingkungan

Dewasa ini pembangunan sebuah gedung yang ramai dikunjungi masyarakat yang menjadi permasalahan adalah tempat parkir untuk kendaraan baik roda dua maupun roda empat sehingga prioritas untuk nuansa alami jarang sekali nampak pada tempat parkir karena setiap jengkal areal kosong di parkiran dituntut untuk kendaraan bukan untuk hijau. Sudah dapat dipastikan tempat parkir kelihatan gersang dan dipenuhi jejeran kendaran roda empat dan roda dua, termasuk rumah sakit. konsep green hospital patut diacungkan jempol dan sudah seharusnya (better late than never) karena selama ini yang dituntut untuk nuansa alami bangunan-bangunan di luar rumah sakit. Hijau atau tidaknya lingkungan sebenarnya dapat terlihat dari kunjungan pertama kita ke bangunan tersebut, karena kesan pertama begitu kunjungan pertama ketemu nuasa alami maka kenyamanan sudah dapat dirasakan. Mengikut konsep pembangunan perumahan selalu mengutamkan konsep asri dan sudah tentu kelengkapan sarana lainnya, tetapi yang menjadi kata kuncinya tetap lingkungan yang asri (green environmet). Konsep lingkungan hijau haruslah diawali dari nuansa pengunjung datang, dan ini bisanya parkiran.

Seperti halnya rumah sakit, kunjungan pertama pasien adalah masuk ke areal parkiran, dan jarang sekali parkiran rumah sakit bernuansa hijau dimana pepohonan masih jarang terlihat yang ada hamparan aspal dan jejeran kendaraan. Setelah dari parkiran terus keruang pendaftaran, nuansa hijau pun masih jarang kelihatan, yang ada malah memperbanyak kursi tunggu pasien yang berobat. Setiap ruang kosong diisikan kursi tunggu sehingga nuasa hijau pun luput dan nyaris tidak terlihat, kalaupun ada tanaman terkesan seadanya yang kurang mendapat perhatian serius. Sambil menunggu di ruang tunggu, kelihatan koridor kadang dipenuhi oleh peralatan medis seperti tempat tidur dorong, kursi roda, atau kereta dorong obat dan tabung gas. Setelah mendapat giliran masuk ke ruang dokter, juga yang kelihatan bukan nuansa hijau melainkan nuansa medis sehingga jauh dari hijau. Tetapi jika dibandingkan masuk ke ruang dokter anak, koq lebih fun dan enjoy  rasanya karena warna warni dinding ruangan dan berbagai macam pernik hiasan (sudah tentu ada nuasan hijaunya). Setelah selesai periksa, terus menuju ke ruang pengambilan obat, juga kursi tunggu yang diperbayak, dan sambil menunggu obat pun yang kelihatan hanyalah nuansa medis. 


Kalaupun ada taman di rumah sakit lebih diperuntukkan bagi pasien yang rawat inap itupun menempati area yang sangat kecil dibandingkan keseluruhan luas bangunan. Pengalaman selama rawat inap, menyangkut nuansa hijau itu hanya ada di taman saja dan biasanya taman berada di tengah bangunan rawat inap berbentuk U, tetapi di luar taman nuansa hijau tadi hilang dan kembali nuansa medis yang tampak. Ada baiknya nuansa hijau tadipun mewarnai ruang rawat inap, setidaknya dengan bantuan poster atau photo mungkin, atau media lainnya. Walaupun tidak semua pasien rawat inap memperhatikan itu, apalagi pasien yang hanya menghabiskan waktu di tepat tidur saja. Dilema memang bagi rumah sakit dalam pembenahan lingkungan asri antara penyembuhan dan kenyaman. 

Pengalaman saya di atas tadi mungkin sering kita temui di banyak rumah sakit, mungkin faktor bahwa ke rumah sakit untuk berobat lalu sembuh dan bukan untuk jalan-jalan. Jika dibandingkan dengan hotel, saat berada di parkiran, tatanan parkir nampak asri dan masuk ruang tunggu receptonist setiap sudut nampak pot-pot bunga dan masuk ke kamar tertata apik, dan lihat lewat jendela nampak taman. Memang ada jawaban yang gampang mementahkan anggapan tadi, bahwa ini rumah sakit bukan hotel, kalau sakit ke rumah sakit tapi kalau mau piknik jangan ke rumah sakit. 

Memang berat menghadapi pembenahan rumah sakit yang benar-benar green hospital, pilihan antara membenahi lingkungan agar tampak asri atau menyembuhkan pasien dari penyakit. Kalau ini yang ditanyakan kepada pasien maka sudah dapat dipastikan pasien memilih sembuh sekalipun lingkungan rumah sakitnya masih jauh dari konsep green hospital yang digalakkan pemerintah. Dan ini alasan pasien ke rumah sakit yaitu untuk sembuh dari penyakitnya dan bukan untuk menikmati lingkungan yang asri tadi. Kalau melihat itu maka konsep green hospital bisa diterapkan dan bisa pula tidak diterapkan sepanjang pasien bisa sembuh.

Disinilah kebijakan yang harus disikapi oleh pihak rumah sakit, bahwa lingkungan hijau dan asri dapat memberi ketenangan yang sudah dapat membantu proses penyembuhan pasien, apalagi ditambah dengan pelayanan dari para tenaga medis yang memang comfortable, artinya dialog antara pasien dan tenaga medis terjadi dialog interaktif barulah muncul kesimpulan. Karena saya pernah mengalami membawa anak ke dokter anak, begitu kami masuk dan melihat kondisi anak kami yang berat badan tidak sesuai maka langsung di vonis "anak bapak kurang gizi", terus di tanya di beri susu apa? (maaf, dari segi harga termasuk susu yang mahal buat anak) dan semua anjuran dokter tadi sudah kami jalani semuanya...lah yang bingung akhirnya dokter anak itu sendiri dan kami pun pulang tanpa hasil...kalau hanya menerima pernyataan kurang gizi kenapa harus ke rumah sakit, kita sendiri saja tahu berat badan yang kurang...justru yang kita mau itu apa penyebab dan bagaimana solusinya. Itulah seputaran kisah tentang dialog yang tidak terjadi antara pasien dan tenaga medis dimana tenaga medis melakukan diagnosa melalui indra penglihatan (mata) lalu muncul pernyataan tadi kurang gizi....kalaupun ada penggunaan kata seperti atau kelihatannya   mungkin kami pun bisa menerima dan dibarengi dengan tindakan pemeriksaan. Kalau sudah seperti itu maka yang dirugikan tentu kami sebagai pasien, dan bagi rumah sakiti yach nothing to loose. Diharapkan rumah sakit bisa menjadi sumber informasi penyakit yang valid sehingga pasien tidak lagi mencari alternatif lain.

Tidaklah gampang melengkapi fasilitas rumah sakit termasuk fasilitas daur ulang limbah sehingga lingkungan tampak dan tampil se-asri mungkin. Ini semua sudah dapat dipastikan memerlukan dana yang besar karena menyangkut tenaga operasional dan lain sebagainya. Dibalik itu jika kami sebagai pasien ditanyakan antara green hospital atau kesembuhan, sudah pasti kami menginginkan kesembuhan dari penyakit walaupun jauh dari konsep green hospital. Tetapi sebagai penyedia layanan kesehatan sudah seharusnya memperhatikan konsep pelayanan yang utama dan dilengkapi dengan konsep green hospital. Tanpa disadari bahwa kenyaman dan ketenangan (lingkungan dan tenaga medis) dapat mempercepat kesembuhan pasien. Kenangan asrinya rumah sakit tadi dapat ditularkan sesampainya di rumah sehingga secara tidak langsung memberi contoh lingkungan asri kepada pasien dan selanjutnya pola hidup sehat (lingkungan terutama) tertanam di masyarakat. Konsep yang diterapkan untuk rumah sakit sudahlah tepat yaitu konsep green hospital dan sudah dapat menjawab tantangan di masa depan karena dewasa ini sudah banyak kecenderungan masyarakat yang mampu berobat ke luar negeri terutama Malaka (Malaysia) dan singapura. Akankah rumah sakit yang memegang konsep green hospital hanya slogan belaka atau sekedar kampaye? Sekarang, tinggal komitmen dan kebijakan baik pemerintah maupun pengelola rumah sakit untuk segera mewujudkannya...
Semoga.

Tulisan ini buat untuk "blog competition Green Hospital oleh RSUD Daya Makassar" 

Rabu, 19 Juni 2013

Langkah-langkah men-cek Sk tunjangan profesi Guru

Dengan meningkatnya penggunaan internet maka sekarang ini sudah banyak informasi maupun pengumuman bagi para tenaga pendidik (Guru) dilakukan online pula sehingga informasi dan pengumuman tersebut cepat beredar di kalangan Guru. Di samping itu, banyak pula informasi tadi yang membingungkan para Guru (baca: keterbatasan dalam akses internet) jadi ketinggalan informasi yang pada akhirnya akan membuat Guru resah, galau dan mengalami ketidakpastian. Sering pula banyaknya laman-laman web yang menginformasikan sehingga tidak lagi dilakukan penyaring informasi, yang pada akhirnya lama-laman web resmi yang dikeluarkan menjadi terabaikan atau malah jawabannya tidak menemukan hasil dan lain sebagainya.

Berikut laman buat Guru untuk mengecek Tunjangan Profesi (tetapi masih khusus buat yang PNS) tetapi sebelumnya yang harus disiapkan para Guru adalah:

a. NUPTK
b. NRG (nomor NRG sertifkasi)

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Ketikkan http://ptkdikmen.kemdiknas.go.id/kemdikbud-klienkeu/ pada laman search engine

a. menggunakan Google chrome



b. Menggunakan Mozilla irefox
     Pada prinsipnya sama karena laman web posisinya sama saja baik di google chrome maupun mozilla  firefox

2. Muncul jendela berikut ini (seperti gambar di bawah ini)


pada lingkaran kuning dan tanda panah merah lakukan Pemilihan dan Pengisian:

a. klik pilihan Tunjangan dan pilih Tunjangan Profesi
b. isikan NUPTK anda pada bar NUPTK
c. isikan NRG anda pada bar NRG
d. isiskan NAMA anda pada bar NAMA

Setelah itu klik CARI, maka akan keluar informasi nama anda, tempat tugas (sekolah).....
untuk lebih lengkapnya informasi anda tadi maka klik DETAIL....

3. Dari Informasi tadi dapat anda ketahui nomor SK anda untuk tahun 2013 dan selanjutnya anda tinggal menunggu kapan tunjangan tadi masuk ke rekening anda....

Mudah-mudahan informasi ini dapat membantu para Guru untuk tidak lagi kasak-kusuk mencari inforamsi mengenai tunjangan profesi ini dan setiap tahunnya para guru dapat mengecek pada laman. Selamat mencoba!!!!