Sabtu, 21 Mei 2011

Guru "go blog "; sebagai media pembelajaran 24 jam, kenapa tidak?

Dari judul tulisan di atas maka muncul pertanyaan "apa bisa pembelajaran dilakukan 24 jam terhadap siswa?", sedangkan jam sekolah hanya 12 jam dan itu pun sekolah yang mempunyai kelas pagi dan siang. Sedangkan pembelajaran tergantung jam mengajar maka semakin tidak mungkin saja pembelajaran 24 jam itu dapat dilakukan. Yang diketahui Guru adalah jumlah jam mengajar minimal 24 jam dan bukan mengajar 24 jam. Maka biar terjadi pembelajaran di luar jam belajar (pembelajaran 24 jam) jawabannya adalah memberi PR sebanyak mungkin kepada siswa, memberikan makalah berdasarkan pokok bahasan, tugas diskusi kelompok, klipping dan berbagai bentuk penugasan agar siswa akan tetap belajar setelah pulang sekolah. Kalau itu yang anda pikirkan maka menderitalah siswa karena tugas dan hasilnya tetap "itu-itu juga". 

Pembelajaran 24 jam dapat dilakukan? Maka jawabannya, Bisa dan bahkan gambaran diatas dapat dilakukan dan interaksi yang terjadipun aktif; artinya siswa dan Guru dapat berinteraksi seperti kejadian di kelas. Apa bisa? Yach dan ini bisa dilakukan oleh Guru-Guru yang "go blog" (jangan dipelesetkan lain ya..

Itulah kemajuan dari komunikasi yang ada disekitar kita, bahkan tanpa kita sadari atau memang tidak mau menyadari bahwa kita banyak dapat informasi dari media tersebut. Mau tahukan apa media tersebut maka jawabannya adalah BLOG bukan "goblok" (yang ini jangan di tiru....).

Sebagai ilustrasi 



Guru yang tidak "go blog":
Seorang Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dan siswanya mencatat di buku catatan. Selama siswa mencatat tentu kegiatan menerangkan, menjelaskan dan menguraikan tidak akan berlangsung. dan jam belajarpun selesai. Saat Guru kembali ke majelis guru maka Guru teringat ada sesuatu yang akan ditugaskan kepada siswa sehubungan dengan materi. Maka yang terpikir minggu depan saja disampaikan. Dan minggu depan pun tiba, Guru tadi lupa dan siswa menerima pokok bahasan baru. Bulan depan Guru tadi ingin memberi tugas dan ternyata banyak liburnya pada bulan itu dan Guru  pun tidak masuk kelas. Banyak faktor yang menyebabkan proses belajar mengajar di kelas terganggu dan beginilah terus dan terus berlangsung yang pada akhirnya antara siswa dan guru hanya terikat pada 2 jam tatap muka setiap minggunya di kelas dan setelah itu hubungan Guru dan siswa tidak terjadi lagi.

Guru yang "go blog"
Seorang Guru menulis di blog nya dan kemudian di publikasikan. Pada hari Guru tatap muka di kelas, Guru tersebut tidak menyinggung tulisannya tetapi melanjutkan apa yang mau disampaikannya di kelas. Berselang 2 hari kemudian Guru berkeinginan menyampaikan tugas karena tidak ada jam ngajar maka guru tadi tidak ke sekolah tetapi Guru "go blog" dan menulis kepada siswanya tentang penugasan lengkap mulai dari materi tugas, cara mengerjakan, contoh tugas sampai batas akhir tugas dikumpulkan. Lalu Guru keluar kota dan tidak masuk minggu depan. Maka Guru "go blog" lagi dan menuliskan penjelasan materi yang harusnya disampaikan dalam minggu itu sementara Guru tadi masih berada di luar kota dan tidak hadir di sekolah. Alhasil, siswa membaca penjelasan Guru justru bukan di jam belajar tetapi di rumah saat sedang main game online, buka jejaringan sosial (facebook) dan malam nggak ada kerjaan go online ke blog Guru. Karena urusan di luar kota masih panjang maka minggu berikutnya tidak bisa masuk lagi, maka Guru itu pun "go blog" lagi dan menuliskan materi yang harusnya diterima siswa dan memberikan penugasan.

Siswa yang tidak memahami lalu "go online" dan bertanya beberapa hal, dan Guru tadi pun "go blog" dan menjawab kesulitan siswa tadi, sementara jarak siswa dan Guru di pisahkan pulau. Saat Guru "go blog"  memeriksa halamannya ternyata sudah banyak tugas siswa yang diterima lewat email dan Guru tadipun memeriksa hasil ujian siswanya di luar kota. Dan saat itu pula Guru "go blog" mengetahui nilai siswa. Kalau ditelusuri, mungkin siswa mengerjakan tugas tadi ada yang sambil main game online, sambil nonton sinetron, sedang jaga adik, sedang jaga rumah, sedang masak atau mungkin sedang ngegosip bareng teman-teman mainnya. Kebebasan siswa dalam mengerjakan tugas inilah yang tidak di dapat di kelas karena terikat waktu dan ruang. Sementara Guru "go blog" saat siswa mengerjakannya tugasnya malah sedang beristirahat tidur siang di luar kota tetapi satu hal komunikasi guru dan siswa tetap terjalin. Nah disinilah Pembelajaran 24 jam itu terjadi.

Ada banyak keuntungan yang didapat Guru go blog, diantaranya:

1. Guru dapat menulis, menerangkan, menjelaskan, menguraikan, memberi tugas, bahan diskusi kepada siswa 24 jam, kapan saja dan dimana saja.
2. Guru dapat berkomuniasi dengan Guru di seluruh indonesia dan bertukar pikiran, silahturahmi, berbagi model pembelajaran dan berbagi soal, latihan baik kepada bidang studi yang serumpun maupun sekolah yang memiliki keunggulan
3. Guru dapat mempertontonkan, mengarsipkan, mendokumentasikan media pembelajaran per pokok bahasan berupa video, ilustrasi (gambar), skema dan contoh yang dapat diakses siswa 24 jam dimana dan kapan saja
4. Guru dapat memberikan soal-soal dan latihan yang terkumpul dari soal-soal atau latihan seluruh indonesia melalui bank soal
5. Guru tidak lagi gaptek dan telah jadi Guru yang melek internet (nah yang ini agak sedikit bisa mengikuti perkembangan dunia teknologi biar tidak keduluan dari siswanya)

Siap nggak Guru "go blog" atau sebaliknya kembali kepada pembelajaran tradisional tatap muka di kelas yang telah berlangsung dari jaman dimana Guru pernah menjadi siswa dan Guru itu sekarang menjadi guru dan punya siswa. Apakah tidak pernah terlintas melakukan sesuatu yang baru agar dapat mengikuti perkembangan dan dinamika dunia yang serba cepat dan simpel. Memang ada dampak negatif dari kemajuan teknologi tadi tetapi tidak berarti menjadikan teknologi itu sebagai sesuatu yang berbahaya dan harus dihindari.

Untuk mewujudkan kondisi di atas agar Guru "go blog" ternyata tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena banyak faktor yang mungkin dapat menjadi penghambat karena harus melibatkan banyak komponen. Buatlah sebuah blog (banyak yang gratisan dan tidak membayar) dan rasakan sensasinya, Stop, sampai di situ. Jangan berpikiran nanti gimana ininya, gimana itunya.....ntar pasti balik ke pembelajaran tradisional karena ada yang gampang koq malah nyari yang susah. Semoga...????!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar